Untuk mengatasi anak yang kesulitan bicara
sangat penting bagi orangtua mencari tahu terlebih dahulu akar
permasalahan yang menjadi pemicu utamanya. Lalu cari tahu juga, apakah
kondisi pada anak memang murni tidak bisa bicara atau berkaitan dengan
psikisnya.
Anak-anak yang sulit bicara biasanya mendapat rujukan dari dokter
spesialis tumbuh kembang anak untuk melakukan terapi sensori integraris
(SI) terlebih dahulu sebelum melakukan terapi wicara.
Ada pula kombinasi antara terapi SI dan wicara, terutama anak-anak balita. Permasalahan kesulitan bicara
terjadi karena rangsangan taktil (sentuhan dan rabaan) kurang
distimulus. Di kelas terapi SI, aktivitas seperti panjat tebing, main
perosotan, dan loncat di trampolin melatih agar anak mampu menangkap
rasa yang bisa diekspresikan.
Menurut Kurnia Rita, pendiri AMG Clinic (Klinik Anak Berkebutuhan
Khusus & Klinik Psikologi), faktor anak yang kesulitan bicara
dilihat dari lingkungan keluarga. Anak sulit bicara padahal sudah
berusia 3 tahun menjadi momok menakutkan bagi para orangtua.
"Misal, orangtua sudah mengajari bicara tapi tanpa tahu teknik yang
benar di rumah. Di rumah juga kurang distimulasi. Orangtua sibuk kerja
dan pengasuh tidak aktif. Si anak hanya nonton TV, dan si pengasuh main
HP sendiri," kata Rita saat ditemui Health-Liputan6.com di AMG Clinic, Cawang, Jakarta Timur, pada hari Selasa, 22 November 2016, ditulis Rabu (23/11/2016).
Rita mengatakan, anak berusia 6 bulan pernah dibawa ke kliniknya.
Orangtuanya mencemaskan si anak karena tidak merespons segala sesuatu
yang diperlihatkan dan tidak bisa bicara. Kedua orangtua pun sempat mengira anaknya mengalami gejala autis lantaran tidak ada kontak mata.
Namun, terapis yang menangani si anak melihat anak tersebut antusias
saat diajak tepuk tangan. Ternyata bibi yang membantu merawatnya di
rumah sudah tergolong tua usianya. Ia hanya melakukan pekerjaan di rumah
sehingga ia tidak mengajak bayi mengobrol.
Fenomena Telat Bicara
Rangsangan taktil berupa stimulus melalui pancaindera anak-anak
balita mempengaruhi kecepatan daya berbicara anak. Rita membandingkan
kasus yang sering terjadi bagi anak-anak yang tinggal di perkotaan dan
pedesaan.
"Anak-anak yang ditinggal orangtuanya bekerja dan hanya diasuh
perawat kerap mengalami fenomena terlambat bicara. Biasanya anak-anak
kota sensori taktilnya yang kena karena kurang stimulus.
Mereka juga jadi overprotective terhadap anaknya, "Ini tidak
boleh, itu tidak boleh, ini kotor." Ada juga anak yang merasa jijik
karena basah di kamar mandi. Interaksi dengan teman juga tidak ada.
Kalau anak-anak di kampung, mereka malah mengeksplorasi alam, main di
tanah, tidak takut hujan, dan segala macamnya," jelas Rita.
http://health.liputan6.com/read/2659059/gara-gara-orangtua-super-sibuk-anak-bisa-jadi-terlambat-bicara
Adss
Selasa, 20 Desember 2016
Gara-Gara Orangtua Super Sibuk, Anak Bisa Jadi Terlambat Bicara
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)